Video yang muncul di Youtube itu terdiri dari 12 bagian. Video memperlihatkan kegiatan Widjajono yang didampingi oleh beberapa peserta pendakian.
Dalam video itu Widjajono menaiki mobil ranger warna merah. Pak Wid, begitu ia biasa disapa duduk paling depan bersama sopir. Selama perjalanan, Guru Besar ITB itu terlihat sesekali memegang handphone-nya dan berdiskusi dengan penumpang lainnya perihal soal energi panas bumi dan lain-lain.
Widjajono yang memakai kemeja lengan panjang berwarna putih kebiruan dan celana gunung berwarna abu-abu, terlihat banyak mengobrol dan tak terlihat biasa-biasa saja. Bahkan ia kerap kali mengeluarkan banyolan dan sesekali tangannya memegang leher.
Ia pun cerita semenjak dari Wamen ESDM, harus meladeni banyak wartawan dan tak bisa menghindar dari kejaran pemburu berita. Widjajono mengaku tak mengerti dengan begitu antusiasnya media mewawancarainya, meski pertanyaanya yang ditanyakan selalu berulang.
"Pernah saya di TV lima kali dalam hari, belum koran. Saya nggak pernah menghindar," katanya dalam percakapan dengan penumpang mobil dalam video itu.
Seperti diketahui, Widjajono naik Gunung Tambora sejak 19 April 2012 dalam kampanye penggalangan dana untuk penderita lupus melalui kelompok wanita Female Trackers for Lupus.
Rombongan terdiri atas aktivis Female Trackers for Lupus dan beberapa rekan Widjajono. Rombongan terlihat menggunakan tiga mobil, yakni dua jenis Hardtop dan satu Ranger. Pendakian juga terlihat didampingi petugas pos dan tim lainnya.
Widjajono meninggal di Gunung Tambora, Sabtu (21/4/2012). Kehadiran Widjajono ke Gunung Tambora dalam rangka kegiatan bersama dengan para aktivis Female Trackers for Lupus.
Gunung Tambora tercatat memiliki bibir kaldera Gunung terbesar di dunia, dengan ketinggian 2.850 mdpl di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Gunung ini pernah meletus sangat dahsyat pada tahun 1815 hingga meninggalkan kaldera seluas 7 kilometer.
Inilah video menjelang Wamen ESDM meninggal dunia di Gunung Tambora youtube. Detik-detik kematian Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo bersama peserta pendakian. Menuju sang Pencipta.
0 comments:
Post a Comment