Soesanto (66) dan istrinya Hana Rosilawati (65), warga Jalan Janti Barat Nomor 1A, Kota Malang, menyerahkan surat wasiat ke Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
Soesanto, mengaku niatnya itu sudah disampaikan kepada dua orang anaknya yang masih berusia belasan tahun. "Mereka kini sudah memahami maksud kami," ujarnya saat ditemui wartawan di rumahnya, Jumat (27/4/2012).
Keinginan Soesanto dan istrinya menyumbangkan jasad untuk kepentingan ilmu pengetahuan karena ingin semua anggota tubuhnya bermanfaat bagi dunia pendidikan dan orang lain.
Ia mengaku, niat tersebut muncul ketika dirinya membaca sebuah artikel di media massa tahun 1980-an, yang menceritakan kehidupan seorang tuna netra dan mahalnya biaya cuci darah. Karena itu, mereka berniat untuk menyumbangkan anggota tubuh bagi orang lain yang membutuhkan.
Mereka menilai, jika jasad dikubur setelah meninggal dunia akan dimakan ulat dan membusuk dan tidak bisa dimanfaatkan. Sehingga, kedua pasangan ini ingin anggota tubuhnya dapat bermanfaat bagi orang lain meskipun sudah meninggal dunia.
Niat mereka untuk mendonorkan jasadnya sempat mendapat tentangan dari kedua anaknya, namun lambat laun akhirnya mereka memahami keinginan kedua orang tuanya.
Khusus Soesanto, hanya bagian organ matanya yang tak disumbangkan ke Fakultas Kedokteran Unibraw, sebab, sebelum keputusan itu dibuat, dirinya sudah mendaftarkan diri ke Bank Mata Surabaya. "Untuk mata saya sudah didaftarkan ke bank mata sebelumnya," beber Soesanto.
KISAH PASANGAN SUAMI ISTRI DARI MALANG, RELA DONORKAN TUBUH UNTUK PENELITIAN, Pasutri di Malang Sumbangkan Jasad untuk Penelitian Ilmiah, Sumbangkan Tubuh untuk Ilmu Pengetahuan, Pasutri Asal Malang Sumbangkan Jasadnya untuk Penelitian Ilmiah
0 comments:
Post a Comment