ULURAN TANGAN PARA DERMAWAN BALITA BERKEPALA AIR (DERITA ADILLAH) | Adillah Sejak Lahir Idap Penyakit Hiydrocephalus. Tubuhnya kaku. Anargia Adillah sudah tidak sanggup lagi menggerakkan tangan dan kaki. Balita berusia 3,5 tahun ini hanya bisa terbaring di ranjang rumah orangtuanya. Dilla, begitu bocah malang ini dipanggil, sudah menderita hydrocephalus sejak lahir 9 Oktober 2008 silam. [VIDEO YOUTUBE ] GOL SUAREZ LIVERPOOL VS NORWICH 3-0 Luis Suarez Cetak Gol Super Jauh dari Lapangan Tengah dan AKSI KEJAR-KEJARAN POLISI DENGAN KAWANAN PERAMPOK BERSENPI | KRONOLOGI PENGEJARAN PERAMPOK BERSENPI DI TOL BEKASI HINGGA LEBAK BULUS.
Hydrocephalus adalah akumulasi cerebrospinal atau cerebrospinal fluid (CSF)--cairan bening yang mengelilingi otak dan sumsum tulang (spinal cord--yang berlebihan dalam otak. Kondisi ini mengakibatkan pelebaran abnormal pada ruang-ruang dalam otak. Biasanya, kepala penderita akan membesar, seperti halnya yang terjadi pada Dilla, putri pasangan Azwar Anas (31) dan Puspita Rahmawati (28).
"Saat ini lingkar kepala Dilla sudah hampir 100 cm," kata sang ayah, Azwar, kepada VIVAnews, dengan nada pasrah. Azwar--yang bekerja sebagai sopir angkot--menuturkan derita buah hatinya itu. Dijelaskan warga Jalan Pondok Rumput, Gang Lopis Bawah RT 02 RW 05, Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sereal, Bogor ini, saat Dilla masih dalam kandungan, istrinya didiangnosis terpapar virus tokso. Saat dilahirkan, ukuran kepala Dilla sudah jauh lebih besar dari bayi normal pada umumnya. Azwar bukannya tidak mengusahakan pengobatan anak keduanya ini. Pada usia 11 hari, Dilla sudah masuk ruang operasi RS Palang Merah Indonesia, Bogor, untuk pemasangan selang kecil guna mengeluarkan cairan dari kepalanya. Sayang, selang tak dapat bertahan lama di kepalanya.
Hanya dalam rentang tiga bulan, selang harus dicopot karena terjadi infeksi. Pada usia empat bulan, Dilla kembali menjalani operasi pemasangan selang serupa di RSCM, Jakarta. "Tapi, baru dua minggu sudah infeksi lagi. Pompanya terdorong keluar oleh cairan, akhirnya dicabut lagi," kata Azwar. Dilla sempat dirawat selama dua minggu untuk menyembuhkan luka-luka di kepalanya. Dokter menyarankan Dilla menjalani operasi teleendoskopi untuk melubangi kepalanya agar cairan bisa keluar lewat lubang itu. Tapi, sampai sekarang upaya melubangi kepala Dilla belum juga terlaksana. Ketiadaan biaya jadi penyebabnya.
Sebagai sopir angkot, Azwar hanya berpenghasilan Rp20 ribu per hari. Saat ini kepala Dilla terus membesar. Setiap bulan lingkar kepalanya bertambah 2 cm. Cairan juga mulai terus merembes dari luka di bagian kanan kepalanya. "Dokter memang pernah bilang, kalau terus membesar, cairan di kepala akan mencari celah untuk keluar," tutur Azwar. Makin bertumpuknya cairan di kepala, membuat kondisi Dilla kian mengkhawatirkan. Balita berumur 3,5 tahun ini hanya bisa terlentang kaku dengan pandangan kabur. "Dulu dia masih bisa bilang 'mama, baba'. Sekarang tidak lagi.
Kaki tangannya juga sudah tidak bisa digerakkan lagi. Hanya jari tangan kiri yang masih bisa bergerak untuk garuk-garuk pelan," ujar Azwar. Yang membuat hati Azwar sebagai ayah tersayat, jika kondisinya sedang tidak stabil, tubuh Dilla akan panas tinggi disertai kejang-kejang. Tubuhnya membiru, gusinya berdarah. Sebetulnya, kata Azwar, dia sudah mendapatkan bantuan dari sejumlah pihak. Namun, dengan kondisi seperti ini, tidak semua kebutuhan pengobatan Dilla bisa terpenuhi. Untuk menambal luka di kepala Dilla agar cairan kepala tidak terus merembes, misalnya, Azwar harus membeli Hydrocolid seharga Rp767 ribu. "Ini harus diganti tiga hari sekali. Tapi, kadang sehari sudah harus diganti," katanya. Dilla juga butuh obat panas Plorisup seharga Rp60 ribu untuk tiga hari, tabung oksigen, dan obat salep luka Metcovazin per tiga hari.
"Oksigen butuh untuk jaga-jaga kalau tiba-tiba dia kejang," ujar Azwar. Mari Sumbang Dilla Untuk membantu pengobatan Dilla, VIVAnews membuka kotak amal. Bagi Anda yang tergerak hatinya, silakan mentransfer uang seikhlasnya ke rekening resmi VIVAnews di Bank Central Asia (BCA), KCP Plaza Central, Jakarta No. 4412106222 a.n. PT VIVA Media Baru. Di berita acara tranfer, mohon ditulis: "Sumbangan untuk Dilla" berikut nama lengkap dan kota domisili Anda. Jika mentransfer dari mesin ATM, harap mengisi kode referensi: 123123. Anda dapat mentransfer melalui counter, ATM, internet banking maupun mobile banking. Daftar penyumbang dan besaran dana yang terkumpul akan kami umumkan secara berkala. Sumbangan akan kami serahkan setiap minggu. Terima kasih banyak atas kebaikan hati Anda.
ULURAN TANGAN PARA DERMAWAN BALITA BERKEPALA AIR (DERITA ADILLAH) | Adillah Sejak Lahir Sudah Didiagnosa Mengidap Penyakit Hiydrocephalus, Hydrocephalus Bisa Serang Orang Tua, Ayo Sumbang Adillah, Balita Hydrocephalus, Derita Adillah Tergantung Dari Para Dermawan Indonesia
Hydrocephalus adalah akumulasi cerebrospinal atau cerebrospinal fluid (CSF)--cairan bening yang mengelilingi otak dan sumsum tulang (spinal cord--yang berlebihan dalam otak. Kondisi ini mengakibatkan pelebaran abnormal pada ruang-ruang dalam otak. Biasanya, kepala penderita akan membesar, seperti halnya yang terjadi pada Dilla, putri pasangan Azwar Anas (31) dan Puspita Rahmawati (28).
"Saat ini lingkar kepala Dilla sudah hampir 100 cm," kata sang ayah, Azwar, kepada VIVAnews, dengan nada pasrah. Azwar--yang bekerja sebagai sopir angkot--menuturkan derita buah hatinya itu. Dijelaskan warga Jalan Pondok Rumput, Gang Lopis Bawah RT 02 RW 05, Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sereal, Bogor ini, saat Dilla masih dalam kandungan, istrinya didiangnosis terpapar virus tokso. Saat dilahirkan, ukuran kepala Dilla sudah jauh lebih besar dari bayi normal pada umumnya. Azwar bukannya tidak mengusahakan pengobatan anak keduanya ini. Pada usia 11 hari, Dilla sudah masuk ruang operasi RS Palang Merah Indonesia, Bogor, untuk pemasangan selang kecil guna mengeluarkan cairan dari kepalanya. Sayang, selang tak dapat bertahan lama di kepalanya.
Hanya dalam rentang tiga bulan, selang harus dicopot karena terjadi infeksi. Pada usia empat bulan, Dilla kembali menjalani operasi pemasangan selang serupa di RSCM, Jakarta. "Tapi, baru dua minggu sudah infeksi lagi. Pompanya terdorong keluar oleh cairan, akhirnya dicabut lagi," kata Azwar. Dilla sempat dirawat selama dua minggu untuk menyembuhkan luka-luka di kepalanya. Dokter menyarankan Dilla menjalani operasi teleendoskopi untuk melubangi kepalanya agar cairan bisa keluar lewat lubang itu. Tapi, sampai sekarang upaya melubangi kepala Dilla belum juga terlaksana. Ketiadaan biaya jadi penyebabnya.
Sebagai sopir angkot, Azwar hanya berpenghasilan Rp20 ribu per hari. Saat ini kepala Dilla terus membesar. Setiap bulan lingkar kepalanya bertambah 2 cm. Cairan juga mulai terus merembes dari luka di bagian kanan kepalanya. "Dokter memang pernah bilang, kalau terus membesar, cairan di kepala akan mencari celah untuk keluar," tutur Azwar. Makin bertumpuknya cairan di kepala, membuat kondisi Dilla kian mengkhawatirkan. Balita berumur 3,5 tahun ini hanya bisa terlentang kaku dengan pandangan kabur. "Dulu dia masih bisa bilang 'mama, baba'. Sekarang tidak lagi.
Kaki tangannya juga sudah tidak bisa digerakkan lagi. Hanya jari tangan kiri yang masih bisa bergerak untuk garuk-garuk pelan," ujar Azwar. Yang membuat hati Azwar sebagai ayah tersayat, jika kondisinya sedang tidak stabil, tubuh Dilla akan panas tinggi disertai kejang-kejang. Tubuhnya membiru, gusinya berdarah. Sebetulnya, kata Azwar, dia sudah mendapatkan bantuan dari sejumlah pihak. Namun, dengan kondisi seperti ini, tidak semua kebutuhan pengobatan Dilla bisa terpenuhi. Untuk menambal luka di kepala Dilla agar cairan kepala tidak terus merembes, misalnya, Azwar harus membeli Hydrocolid seharga Rp767 ribu. "Ini harus diganti tiga hari sekali. Tapi, kadang sehari sudah harus diganti," katanya. Dilla juga butuh obat panas Plorisup seharga Rp60 ribu untuk tiga hari, tabung oksigen, dan obat salep luka Metcovazin per tiga hari.
"Oksigen butuh untuk jaga-jaga kalau tiba-tiba dia kejang," ujar Azwar. Mari Sumbang Dilla Untuk membantu pengobatan Dilla, VIVAnews membuka kotak amal. Bagi Anda yang tergerak hatinya, silakan mentransfer uang seikhlasnya ke rekening resmi VIVAnews di Bank Central Asia (BCA), KCP Plaza Central, Jakarta No. 4412106222 a.n. PT VIVA Media Baru. Di berita acara tranfer, mohon ditulis: "Sumbangan untuk Dilla" berikut nama lengkap dan kota domisili Anda. Jika mentransfer dari mesin ATM, harap mengisi kode referensi: 123123. Anda dapat mentransfer melalui counter, ATM, internet banking maupun mobile banking. Daftar penyumbang dan besaran dana yang terkumpul akan kami umumkan secara berkala. Sumbangan akan kami serahkan setiap minggu. Terima kasih banyak atas kebaikan hati Anda.
ULURAN TANGAN PARA DERMAWAN BALITA BERKEPALA AIR (DERITA ADILLAH) | Adillah Sejak Lahir Sudah Didiagnosa Mengidap Penyakit Hiydrocephalus, Hydrocephalus Bisa Serang Orang Tua, Ayo Sumbang Adillah, Balita Hydrocephalus, Derita Adillah Tergantung Dari Para Dermawan Indonesia
0 comments:
Post a Comment