Bagus! Makanan dari rumah jelas lebih sehat ketimbang jajanan atau cemilan yang dijual bebas di sekitar sekolah. Dan jauh lebih bagus lagi kalau orangtua mengemas makanan rumahan itu dengan wadah makanan sehat.
Sehat dalam artian, wadah makanan dijamin tidak terbuat dari bahan-bahan yang warna dan zat kimianya bisa luntur ke dalam makanan yang akan disantap anak-anak. Mengapa urusan wadah makanan saja harus aman? Karena pastinya wadah merupakan bahan yang bersinggungan langsung dengan makanan, terutama yang dikemas dalam kondisi masih panas atau baru matang.
Dengan kata lain, wadah makanan beracun memungkinkan terjadinya perpindahan zat zat kimia ke dalam makanan. Wah, bisa dibayangkan dong ngerinya kalau anak-anak terkontaminasi bahan kimia beracun seperti zat karsinogen yang bisa memicu kanker?
Selain perkembangan otaknya terganggu, wadah makanan beracun potensial memicu timbulnya benih-benih sel penyakit. Migrasi bahan kimia beracun pada wadah makanan dapat disebabkan oleh suhu makanan, kondisi penyimpanan dan proses pengolahannya.
Semakin tinggi suhu, maka semakin banyak bahan kimia yang bermigrasi dengan mudah. Karena itu, hindari mengemas makanan bekal anak-anak sekolah dengan wadah sembarangan. Jangan memakai tas plastik (tas kresek terutama yang berwarna). Warna tas kresek yang hitam pekat itu jelas mengandung racun kimia yang mudah luntur bersama makanan.
Hindari pula wadah makanan styrofoam yang tak ramah lingkungan lantaran sudah terurai ketika dibuang ke tempat sampah. Pakai wadah makanan yang aman dengan simbol atau tulisan food grade.
Apalagi wadah makanan dengan logo food grade memang sudah direkomendasikan oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (AS) sebagai wadah makanan dan minuman yang aman bagi kesehatan. Kalau di Indonesia, lembaga ini identik dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Saat digelar kampanye Tupperware Gaya Hidup Hijau di Tupperware Home, belum lama berselang, diperoleh gambaran yang sangat mengerikan mengenai bahaya penggunaan kemasan makanan plastik beracun seperti styrofoam yang terus menggunung.
Bayangkan saja, volume rata-rata sampah di ibu kota Jakarta yang berpenduduk sekitar 9,5 juta jiwa mencapai 6.000 ton tiap hari! Dari besaran itu, sekitar 3.700 ton berupa sampah plastik bekas wadah makanan.
Saking parahnya, ada pihak yang memperkirakan, timbunan sampah Jakarta dalam dua hari saja sudah menyamai tingginya bukit atau Candi Borobudur!
Tengok saja pusat-pusat pembuangan sampah seperti di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang Jakarta. Tengok pula gunungan sampah di sepanjang pasar Ciputat, Banten dan kota-kota besar lain di Indonesia di seluruh pelosok tanah air. Bisa dipastikan mayoritas sampah dipenuhi styrofoam dan bekas kemasan makanan plastik berbahan kimia beracun.
Jadi, untuk urusan wadah bekal makanan anak-anak pun Anda harus ekstra hati-hati!
TIPS PENTING MEMILIH WADAH MAKANAN YANG AMAN UNTUK ANAK, Hindarkan Anak-anak dari Wadah Makanan Beracun!, Kemasan Makan Berbahan Kimia Beracun, Bahaya Penggunaan Kemasan Makanan Plastik Beracun, Tips Menjaga Kesehatan Anak
0 comments:
Post a Comment