Inspeksi ini dipimpin Ketua Satgas yang juga Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana dan Wakil Satgas itu dari BNN, Brigjen Benny Mamoto. Benny Mamoto menuturkan bahwa inspeksi mendadak itu dilakukan lantaran petugas mencium bahwa ada beberapa napi di sana yang menjual barang haram itu.
Operasi dilakukan dini hari dan dilakukan secara diam-diam. "Jika operasi ke tempat seperti itu memang harus dilakukan dini hari supaya tidak bocor," kata Benny. Dan operasi seperti itu sudah sering dilakukan di sejumlah penjara di Indonesia. Jika serius memberantas narkoba, katanya, memang harus dilakukan dengan cara-cara yang membuang tenaga dan waktu.
Tapi yang ramai beredar di publik kemudian bukan soal inspeksi narkoba itu, tapi kabar bahwa Denny Indrayana sempat menampar salah seorang sipir penjara di sana. Bukan cuma itu, ajudan Pak Wakil Menteri ini bahkan dikabarkan sempat pula menendang salah seorang penjaga.
Agun Gunanjar, Ketua Komisi II DPR--yang membidangi masalah pemerintahan dalam negeri dan otonomi daerah, mengaku menerima informasi itu dari lapangan dan mengaku sudah melakukan pengecekan ulang. "Hasilnya saya memperoleh informasi yang kuat bahwa ada dugaan Wamenkumham Denny Indrayana melakukan penamparan tersebut. Kejadiannya Senin dini hari sekitar pukul 02.30 WIB," kata Agun. Yakin dengan informasi itu, Agun mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memecat Denny dari jabatan wakil menteri.
Denny Indrayana memang belum bisa dikonfirmasi soal penamparan itu.
Tapi wakilnya di tim Satgas itu, Benny Mamoto membantah keras soal pemukulan itu. "Tidak ada pemukulan. Tidak ada juga yang menendang. Tolong informasi itu diluruskan. Kami ini sedang berantas mafia narkorba, mestinya dibantu" kata Benny.
Benny lalu mengisahkan kronologi operasi di LP Pekanbaru itu. Kedatangan tim ini ke sana, katanya, berdasarkan hasil pengembangan kasus di lapangan. Bermula dari penangkapan dua orang dengan barang bukti sabu yang datang dari Malaysia. Barang bukti itu berupa bungkusan sabu yang disembunyikan di dalam kue yang disusun seperti lazimnya kue di dalam sebuah kaleng.
Menurut Plt Deputi Pemberantasan BNN, Brigjen Pol Benny Joshua Mamoto, ada satu sipir dan 3 napi Lapas Kelas IIA Pekanbaru yang dicokok karena terindikasi terlibat dalam peredaran narkotika. Mereka adalah sipir, K (53), dan 3 napi, YSP (32), JT (31), serta Hus (33), yang terlibat peredaran dan pengendalian narkotika di dalam lapas. Sehari sebelumnya BNN mencokok 3 tersangka di luar Lapas, Am (36), Ba (33), dan Mud (32).
Dari tangan ketiganya didapati 8 ons sabu yang dikemas dalam plastik kecil dengan berat tiap plastik 1 ons. Dari tertangkap tangannya tiga tersangka tersebut diketahui bila kristal haram tersebut dipasok ke dalam penjara.
JT diketahui berperan sebagai pengendali dan dibantu 2 napi lainnya yang menangani peredaran sabu di balik jeruji besi. Sementara K, sipir lapas, berperan sebagai penerima sabu dari luar dan kemudian mendistribusikannya ke dalam penjara.
Guna menelusuri soal sabu itu, Tim Satuan Tugas Pemberantasan Narkoba meluncur ke penjara itu.
Tim ini tiba di penjara itu sekitar pukul 02.00 dini hari. "Kalau namanya sidak tidak pernah bocor. Tidak ada yang tahu. Saat kami mau masuk, pintu gerbangnya saja dikunci, digedor-gedor tidak dibukain. Tidak ada jalan lain, sebagian rombongan bahkan lompat pagar," kisah Benny.
Sejumlah anggota tim sempat menggedor pintu hingga beberapa lama. "Saat itu kami harap setelah dog..dog..dog, ketuk tiga kali, minimal ada petugas yang mengintip lewat lubang kecil itu. Tapi tidak ada juga," kata Benny.
Operasi seperti ini, lanjut Benny, harus dilakukan secara cepat dan mendadak, jika ingin mendapat barang bukti. Karena tidak kunjung dibuka anggota tim juga sempat berteriak-teriak, untuk membangunkan petugas yang mungkin terlelap tidur.
Setelah pintu dibuka, sesuai standar operasional, semua petugas dikumpulkan dan . Tim lalu menjelaskan maksud kedatangan mereka. "Saya yang bicara saat itu, bahwa kami perlu napi yang namanya ini..ini..., lengkap dengan HP-nya. Juga berpesan agar petugas tidak kongkalikong dengan napi," kata Benny.
Setelah razia dilakukan, tim menemukan telepon genggam yang diincar. Ada yang disembunyikan tahanan lain, ada yang dititipkan. "Sesuai target, tiga napi dibawa, termasuk satu sipir penjara yang diduga terlibat. "Sipir itu dah lemas, diam saja. Habis itu kami tes urin. Dalam penggeledahan juga ditemukan bong, alat isap sabu."
Benny menambahkan, tim berada di dalam Lapas Pekanbaru sejak pukul 2.30 sampai 6.30 pagi.
Benny menduga bahwa kabar soal penamparan itu sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak terkait. "Sengaja disebarkan sindikat dibantu oknum dari lapas," katanya.
KRONOLOGI SIDAK NARKOBA DI LAPAS PEKANBARU VERSI TIM DENNY INDRAYANA. INSIDEN PENAMPARAN PETUGAS LAPAS PEKANBARU OLEH WAMENKUMHAM DENNY INDRAYANA, Sindikat NArkoba di LApas Pekanbaru, Penyelundupan Narkoba Diduga Libatkan Sipir Penjara, Narkoba di Lapas
0 comments:
Post a Comment