Saat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan telah terjadi gempa 8,9 skala Richter pada Rabu 11 April 2012 pukul 15.38 - yang kemudian dimutakhirnya menjadi 8,3 SR, mau tak mau orang teringat akan prediksi itu.
Namun, terkonfirmasi, gempa yang kemarin terjadi di luar zona subduksi. Tak ada kaitan dengan megathrust Mentawai.
Yang kini jadi pertanyaan, apakah dua gempa besar yang terjadi kemarin bisa mempercepat terjadinya gempa di sesar Mentawai-Siberut?
Saat dihubungi, pakar Paleotsunami Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Eko Yulianto mengatakan, kemungkinannya 50:50. "Mungkin mempercepat atau tidak mempercepat," kata dia, Kamis 12 April 2012.
Dia menambahkan, secara keilmuwan, perlu dilakukan permodelan untuk mengetahui, apakah kejadian gempa kemarin mempertinggi strain atau ketegangan di megathrust Mentawai, atau justru sebaliknya, mengurangi.
"Saat gempa Padang 2009 lalu, ada dugaan ia bisa mempercepat gempa Mentawai. Namun, setelah dilakukan permodelan, itu justru mengurangi," kata dia.
Dari sisi lokasi, Eko menjelaskan, gempa kemarin terjadi di interplate. "Sementara gempa yang akan terjadi di megathrust, pertemuan antar lempeng," kata dia.
Meski di masa depan lindu besar berpotensi terjadi di Mentawai, Eko mengatakan, pemerintah pusat dan daerah jangan terkooptasi dengan apa yang akan terjadi di Mentawai.
Prediksi gempa Mentawai, ia menjelaskan, kali pertama disampaikan ilmuwan pada 2003 lalu. "Itu sebelum gempa dan tsunami Aceh, Pangandaran, Bengkulu," kata dia.
Lalu mengapa Aceh dan lainnya tidak terprediksi? Eko menyebut, persoalan utama adalah tak adanya data lengkap. "Sesungguhnya satu-satunya di Indonesia yang datanya lengkap adalah Mentawai, sementara, di tempat lain tidak lengkap, bahkan tidak ada" kata dia.
Jangankan memprediksi gempa di Sulawesi, Maluku, yang jauh dari pusat kekuasaan, untuk kawasan Selatan Jawa saja tidak bisa. "Gempa dan tsunami di Mentawai 2010 lalu adalah jeweran yang luar biasa," kata dia. Padahal, Jepang saja yang datanya lengkap bisa salah. Apalagi Indonesia.
Menyadari bahwa kita hidup dikelilingi potensi bencana, terutama gempa bumi, adalah pemikiran yang harus dimiliki masyarakat Indonesia. Modal untuk bertindak waspada.
"Masyarakat harus bersiap menyambut bencana," kata Eko. Dia menambahkan, kampanye pembuatan panic room atau harus digalakkan. "Tak melulu dimaknai kamar, panic room bisa dimaknai perabot seperti tempat tidur tingkat, meja yang kuat untuk berlindung jika terjadi bencana," kata dia.
Cara itu lebih realistis daripada membongkar rumah, membangun yang lebih kokoh. Sementara, pemerintah diharapkan mendukung dilakukannya penelitian, agar potensi bencana di masa depan bisa diketahui.
GEMPA SUMBAR 8,9 SR MEGATHRUST MENTAWAI, Gempa Sumatera Barat Terkini, Kondisi Terbaru Akibat Gempa Aceh, Video Gempa Sumatera 2012 8,5SR, Youtube Gempa Aceh 2012, Prediksi Gempa Terbaru
0 comments:
Post a Comment