1.Contohkan aktivitas bertoilet.
Sebelum melepas popok sekali pakai, contohkan kepada anak tentang aktivitas bertoilet, baik itu pipis, buang air besar, mandi juga cuci kaki dan tangan. Tujuannya supaya anak memahami kalau mau bersih-bersih tubuh tempatnya adalah toilet. Pemahaman ini sangat baik untuk melatihnya melakukan toilet training.
2. Minta anak memberi tahu jika mau buang air kecil atau besar.
Meski kemampuan bicaranya masih terbatas, namun kalau diminta berulang-ulang ia mampu melakukannya. Tetapi kita juga perlu memahami bahasa yang diungkapkan anak, bisa lewat ucapan, ekspresi wajah, memegang perut atau alat kelamin, diam di sudut ruangan, dan lainnya. Butuh kesabaran ekstra karena kerapkali anak memberi tahu setelah ia buang air kecil atau besar. Kuatkan hati dan teruslah mengarahkan anak, lambat laun pasti berhasil.
3. Lihat pola berkemihnya.
Berapa jam sekali biasanya ia pipis. Jika sudah tahu waktunya, maka beberapa menit sebelumnya ajak anak ke toilet. Selain membiasakan buang air kecil di toilet, juga menumbuhkan motivasi anak agar terus melakukannya dengan baik. Anak akan merasa bangga jika ia diperlakukan sebagai orang dewasa.
4. Bangun tengah malam.
Sulit bagi batita untuk tidak mengompol saat tidur malam, tetapi kita bisa mengatasi dengan mengajaknya untuk pipis sebelum tidur, tidak tidur sambil minum susu, dan siap bangun tengah malam untuk mengajaknya pipis di toilet. Khusus bangun malam, butuh kesabaran tinggi karena tak mudah melakukannya. Biasanya anak rewel karena ia sedang mengantuk atau sebaliknya ia malah tidak mau tidur lagi sehingga membuat orangtua ikut bergadang. Namun, kita juga perlu melihat kesiapan anak, biasanya di awal proses pembelajaran, membangunkan anak untuk pipis di toilet tidak dilakukan.
5. Beri penghargaan.
Jika anak mampu melakukan toilet training, ingatlah selalu untuk memberinya penghargaan. Misal, ia mampu menahan pipisnya hingga ia mampu menyampaikan keinginan pipis atau pup dan tidak mengompol. Penghargaan bisa berupa pujian, kecupan, pelukan, atau belaian.Setelah itu, beri ia semangat untuk melakukan toilet training lebih baik lagi.
6. Harus konsisten.
Lakukan pelatihan secara konsisten dan terus menerus sehingga anak bisa terus belajar dan memperbaiki kesalahannya. Jika tak konsisten, misal, kita sering membiarkan anak pipis sembarangan, akan membuat pelatihan tidak efektif. Anak pun bingung, mana yang harus ia lakukan. Akhirnya, pelatihan pun menjadi sangat lama dan bisa saja tak berhasil.
TIPS SUKSES AJARKAN ANAK 'TOILET TRAINING', 6 Cara Lepas Popok Sambil "Toilet Training", Trik Bantu Anak 'Lepas Popok', Cara Ajarkan Batita untuk tidak Pakai Popok Lagi
0 comments:
Post a Comment