Massa FPI melihat buku karya Irsyad Manji berjudul 'Allah, Liberty and Love' sebagai kampanye kaum homo, gay dan lesbi.
Selain itu, menurut mereka, buku itu tidak sesuai dengan ajaran Islam dan menghina ajaran Rasulullah.
Goenawan Mohamad menyesalkan insiden pembubaran diskusi buku 'Allah, Liberty, and Love' di Teater Salihara. Goenawan juga menegaskan, tidak ada di buku itu bahasan soal gay dan lesbian. FPI menjadikan alasan gay dan lesbian sebagai dasar penyerbuan.
"Saya baca bukunya, tidak ada soal gay dan lesbian. Ini soal menafsirkannya saja. Tuduhan itu fitnah dan salah sangka," kata Goenawan di Salihara, Pasar Minggu, Jaksel, Jumat (4/5/2012) malam.
Goenawan berharap, polisi bisa memperlakukan Irshad Manji dengan baik. Manji adalah pengarang buku itu. Salah satu tuntutan FPI yakni mengusir Manji dari kawasan itu. Polisi pun kemudian mengevakuasi Manji dari Salihara.
"Saya harap tidak terjadi apa-apa sama dia. Kalau polisi buat sesuatu yang salah sama dia, akan menimbulkan protes dari Kanada dan itu akan mempermalukan kita," jelas Goenawan yang juga pendiri Salihara.
Berikut kronologi pembubaran paksa diskusi
-Pukul 18.00 WIB
Sekuriti Salihara mendapat SMS dari Intel Polsek Pasar Minggu yang meneruskan SMS permintaan penghentian paksa diskusi dengan Irshad Manji. Bunyi SMS-nya “Mohon dihentikan santapan rohani dari Irshad Manji, tokoh lesbian dari Kanada, karena akan diserang oleh umat Islam.”
Panitia menawarkan untuk mengundang perwakilan FPI untuk menyampaikan aspirasi dan berdialog dengan Irshad Manji secara langsung. Salah seorang dari FPI mengatakan bahwa akan datang massa dari daerah lain. Sambil menunjukkan SMS dari telepon genggamnya yang menginformasikan akan datang massa dari daerah lain.
Emily Rees seorang teman Irshad, diminta untuk digeledah tasnya oleh Kapolsek dan meneruskan kepada stafnya. Petugas memeriksa passport Emily dan melihat beberapa foto yang diambil Emily.
- Pukul 18.30 WIB
Kapolsek Pasar Minggu, Kompol Adry Desas Puryanto, SH, dengan jaket coklat, tidak memakai seragam, datang ke Salihara bersama rombongan. Rombongan itu ditemui M. Guntur Romli, Hening (panitia) dan sekuriti Salihara. Tidak beberapa lama datang pula panglima FPI Jakarta Selatan, Heri. Kemudian datang salah seorang RT Salihara, Khaeruddin. Mereka minta acara digagalkan. Mereka menuntut Irshad Manji tidak bicara.
Pada mulanya mereka menganggap bahwa acara ini diselenggarakan oleh para waria. Ketika disampaikan bahwa acara tersebut adalah bedah buku, mereka lalu mengubah tuntutan bahwa tidak boleh menyelenggarakan acara untuk orang asing. Mereka juga menuntut surat izin.
Polisi meminta acara ditunda sampai surat-surat izin selesai.
- Pukul 19.26 WIB
Moderator membuka acara. Sambutan disampaikan Goenawan Mohamad. Lalu, Irshad Manji memulai paparan materi diskusi.
- Pukul 19.55 WIB
Kapolsek menginterupsi diskusi. Panitia mengajak peserta untuk tenang dan kembali berdiskusi
- Pukul 19.57 WIB
Kapolsek interupsi dan memaksa untuk memberi pernyataan di hadapan peserta diskusi. Acara kemudian dihentikan dan memberikan kesempatan kepada Kapolsek bicara. “Asalamualaikum, Saya ini Kapolsek Pasar Minggu, jadi malam ini, saya ingin menyampaikan informasi sehubungan dengan kegiatan hari ini;
Pertama, Saya dapat SMS dari warga setempat atas kegiatan ini, bahwa warga setempat keberatan dengan acara ini, Rt dan Rw juga hadir…
Kedua, keberatan atas acara ini, ormas-ormas ini juga…. (peserta diskusi memprotes keterangan polisi) ada FBR, Forkabi, FPI, ini keberatan juga.
Dan terakhir setelah saya datang ke sini, ternyata kegiatan ini tidak ada izinnya, izin RT dan RW dan pihak kepolisian, karena narasumbernya dari orang asing. Kalau ada orang asing seharusnya ada izinnya dari Polda, Pores, dan Polsek. Itu izin normatifnya, UU No. 2 tahun 2002; pasal 13 tentang tugas pokok ini.
Dari 3 informasi ini, saya berhak mem-pending acara ini. Aturan normatif ini. Keberatan sudah ada. Apa saya tidak berhak? (Peserta diskusi memprotes.) Saya sudah mengamankan, mengarahkan panitia, karena narasumber orang asing. (Protes peserta diskusi.) Saya sudah izin dengan panitia tapi panitia tidak kooperatif dengan saya.”
- Pukul 19.58 WIB
Pagar Salihara mulai dijebol oleh massa bersorban putih sambil berteriak-teriak “Bubarkan!”
- Pukul 20.15 WIB
Kapolsek memberi waktu selama sepuluh menit dengan ancaman, jika dalam waktu sepuluh menit acara tidak dibubarkan, maka ia mengancam akan pulang. Acara diskusi pun diakhiri.
- Pukul 20.31 WIB
Massa mulai masuk ke dalam ruang diskusi dengan meneriakkan takbir, karena peserta diskusi belum membubarkan diri. Kemudian, Kapolsek ngotot untuk membubarkan peserta diskusi.
- Pukul 20.33 WIB
Mengikuti seruan Ulil Abshar Abdalla, bahwa Irshad Manji sebagai tamu, maka sebagian peserta beramah-tamah dengan Irshad, dan sebagian lain duduk-duduk di sekitar ruang diskusi.
- Pukul 20.40 WIB
Karena masih ada diskusi informal, seorang polisi memerintahkan untuk membuka pagar Salihara. Dan beberapa orang menggunakan helm, masuk ke dalam ruangan diskusi dan diusir oleh sekuriti Salihara. Peserta diskusi tidak mau membubarkan diri dan massa juga terus berkumpul di pelataran Salihara.
- Pukul 20.41 WIB
Massa masih berkumpul dan berteriak-teriak. Kapolsek didampingi beberapa polisi lain, berteriak-teriak untuk membubarkan acara. Kemudian Irshad Manji naik ke lantai 3.
Polisi pun mengusir peserta diskusi, “pulang kalian semua!” dengan nada tinggi dan peserta diskusi membantah seruan polisi. Polisi mengancam, jika peserta tidak membubarkan diri, peserta akan diangkut ke kantor polisi. Namun peserta menimpali, “tidak takut!!!”.
- Pukul 21.42 WIB
Ada kabar bahwa Irshad Manji akan pulang dengan dikawal polisi. Massa terus berteriak-teriak mengusir Irshad Manji dan menarik spanduk acara.
- Pukul 21.43 WIB
Rombongan polisi dipimpin Kapolsek dan seorang yang mengaku intel, datang ke atas bertemu panitia dan meminta Irshad Manji keluar dari Salihara. Panitia mendapat info, Irshad bisa keluar dari pintu belakang. Polisi menginginkan Irshad keluar dari pintu depan. Panitia menolak karena ada saran dari polisi bahwa Irshad akan dibawa ke Polres.
- Pukul 21.40 WIB
Polisi dan panitia turun mengajak peserta untuk membubarkan diri. Peserta diskusi tidak mau membubarkan diri
- Pukul 21.45 WIB
Rombongan polisi dipimpin oleh Kombes (Pol) Imam Sugianto, M.Si, Kapolres Jakarta Selatan, naik ke lantai 3, bertemu Nong, Robi tetap dengan usulannya ingin mengamankan Irshad. Panitia sudah menjelaskan ke Irshad, namun Irshad tidak mau meninggalkan Salihara, selama peserta diskusi belum meninggalkan Salihara. Karena Irshad mau bergabung dengan peserta diskusi dan tidak meninggalkan diskusi.
- Pukul 21.46 WIB
Ulil bernegosiasi dengan Kapolres, dan terjadi kesepakatan, Irshad keluar didampingi dengan lawyer dan tidak ke kantor polisi, namun ke tempat yang ditentukan panitia dan polisi.
- Pukul 21.58 WIB
Irshad Manji setuju dan turun bersama Ulil dikawal polisi dan berhenti di bawah sesaat memberikan pernyataan dikawal ketat oleh polisi. Kemudian bergegas meninggalkan Salihara dikawal mobil polisi. Massa intoleran terus-menerus meneriakkan makian dan kata-kata kasar terhadap Irshad Manji.
Sementara itu dalam siaran pers yang disisipkan dengan cerita kronologis, sejumlah LSM dan aliansi seperti Komunitas Salihara, YLBHI, ELSAM, LBH Jakarta, KontraS, Perkumpulan Ekitas Indonesia, JIL dan Our Voice mengutuk tindakan brutal sekelompok orang membubarkan diskusi.
Menurut gabungan aliansi ini, diskusi buku di Salihara bersifat ilmiah dan merupakan bagian dari hak konstitusi warga negara untuk memperoleh informasi , berkumpul dan berpendapat yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Profil Irsjad Manji
Irshad Manji dilahirkan di Uganda pada tahun 1968. Ayahnya adalah seorang India Gujarat, dan ibunya berasal dari Mesir. Keluarganya pindah ke Kanada ketika ia berusia empat tahun, sebagai akibat dari pengusiran Idi Amin, diktator yang berkuasa saat itu. Dia dan keluarganya menetap di dekat Vancouver pada tahun 1972. Dia dididik di sekolah sekuler dan sebuah sekolah agama Islam.
Manji unggul dalam lingkungan sekuler tetapi, atas keinginan sendiri, diusir dari sekolah agama karena mengajukan banyak pertanyaan. Selama dua puluh tahun berikutnya, ia mempelajari Islam melalui perpustakaan umum dan tutor bahasa Arab. Manji meraih gelar kehormatan dalam ide-ide sejarah dari University of British Columbia. Pada tahun 1990, dia memenangkan medali Gubernur Jenderal untuk bidang humaniora. Dia secara terbuka menyatakan diri sebagai lesbian.
Buku Manji yang terakhir, Allah, Liberty and Love dirilis pada bulan Juni 2011 di AS, Kanada dan negara lainnya. Pada website Manji, buku ini dijelaskan: “Allah, Liberty and Love menunjukkan kita semua bagaimana mendamaikan iman dan kebebasan dalam dunia yang mendidih dengan dogma represif. Pengajaran pokok Manji adalah” keberanian moral, “keinginan untuk berbicara ketika orang lain ingin membungkam mulutmu. Buku ini merupakan panduan utama untuk menjadi warga dunia berani”.
KRONOLOGI PEMBUBARAN DISKUSI & PELUNCURAN BUKU IRSHAD MANJI OLEH MASSA FPI & POLISI, KONTROVERSI BUKU KARYA IRSHAD MANJI, Peluncuran Buku 'Allah, Liberty and Love'di Teater Salihara, Pembubaran Diskusi & Peluncuran Buku 'Allah, Liberty and Love' Karya Irshad Manji, Profil Irshad Manji, Penyebab Pembubaran Diskusi & Peluncuran Buku 'Allah, Liberty and Love' Karya Irshad Manji
0 comments:
Post a Comment