Siang itu Selasa 29 Mei 2012, waktu beranjak dari pukul 11.00 waktu setempat, Wu Bin mengemudikan busnya di jalan tol di Wuxi, Provinsi Jiangsu, China yang lengang. Tiba-tiba, tanpa peringatan, sebuah benda besar berwarna hitam dengan cepat melayang ke arah jendela bus.
Besi itu memecah kaca bus, dan langsung menghantam bagian depan tubuh Wu Bin. Arah perut. Benda seberat 2,27 kilogram dengan ketebalan 12 inchi, diduga berasal dari truk yang melaju dari arah berlawanan.
Tiga tulang iga Wu dan tangannya patah seketika. Rasa sakit tak tertahankan tergambar jelas dari wajah Wu yang terekam dalam kamera pengawas dalam bus.
Meski demikian, Wu masih memikirkan nasib 24 orang yang ada dalam busnya -- yang tak menyadari sang sopir sedang berjuang bertahan hidup untuk menyelamatkan mereka. Setenang mungkin, Wu sempat menginjak rem, memindahkan gigi, dan memberitahu penumpangnya agar tetap tenang dan tidak berkeliaran di jalan tol.
Penumpang yang sempat mendengar suara, "Brak" mengira itu akibat kecelakaan yang dialami mobil lain. "Bus kami menepi pelan-pelan sebelum sopir yang terlihat pucat dan bersimbah keringat menghadap ke arah kami. Dia lalu membuka pintu, berpesan pada kami untuk berhati-hati, dan tetap tenang," ungkap salah satu penumpang.
Para penumpang yang melihat Wu luka parah lalu mendudukkannya dan menelepon polisi. Meski dibawa dari lokasi kecelakaan dalam keadaan hidup, pria 48 tahun itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit empat hari kemudian. Lukanya terlalu parah untuk diobati.
Dokter yang merawatnya, Zheng Fang mengaku kagum sekaligus terkejut, Wu mampu bertindak menyelamatkan nyawa penumpangnya, mengingat kondisinya yang parah. "Hatinya rusak parah, tiga tulang iganya patah," kata dia. "Dalam kondisi itu, mestinya ia sangat kesakitan. Aku sangat kagum, ia mampu melakukannya."
Sementara istri yang telah ia nikahi selama 18 tahun tak pernah mengira kecelakaan itu akan merenggut nyawa Wu. Kata-kata terakhir yang diucapkan Wu pada orang yang dicintainya itu sangat sederhana: "selamat tinggal".
Kisah heroik Wu Bin membuat warga di kampung halamannya di Hangzhou menganggapnya pahlawan, tokoh panutan. Menurut kakak Wu, Wu Bing, apa yang dilakukan adiknya telah membuat keluarganya bangga.
Pahlawan memang tak harus datang dari medan perang!.
KISAH DRAMATIS SUPIR BIS DI CHINA UNTUK SELAMATKAN PENUMPANG, Kisah Heroik Supir Bus di China, Meski Terluka PArah Dapat Selamatkan Penumpang, Supir Bus China
0 comments:
Post a Comment