Di hadapan polisi, para tersangka mengaku mendapatkan nomor telepon korban yang dicari dari buku panduan telepon terbitan PT Telkom atau melalui halaman putih (White Pages). Dari nomor rumah tersebut, pelaku mencari informasi keluarga calon korban, terutama anak-anaknya yang masih sekolah.
Pelaku memilih nomor telepon secara acak. Setelah itu menghubungi dengan mengaku sebagai pegawai keluarahan yang ingin meminta data. Seperti untuk pembuatan KTP elektronik (E-KTP).
"Dari data tersebut akhirnya mereka cocokan dengan sekolah anak calon korban," ujar Kasubdit Umum Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Helmi Santika.
Setelah memperoleh data keluarga calon korban, dan mendapatkan nama anak, sekolah, dan nomor telepon genggam. Beberapa hari kemudian pelaku mencoba menelepon orangtua yang dijadikan korban dengan berpura-pura bahwa anak mereka mengalami kecelakaan.
"Seperti jatuh di kamar mandi sekolah. Dengan harapan orangtua korban percaya. Pelaku meninggalkan nomor telepon yang bisa dihubungi guna meminta uang melalui transfer." Kata Helmi.
Peran Berbeda
Pelaku memiliki peran masing-masing. Ada yang menelepon korban, berperan sebagai dokter rumah sakit, dan pelaku yang meyakinkan agar korban segera mentransfer uang untuk operasi atau membeli obat.
Ada tiga pelaku yang khusus mencari nomor telepon rumah korban dan memastikan nama sesuai dengan buku panduan tersebut. Pelaku lain juga bertugas mengganggu bila mereka ditelepon oleh korban.
Kemudian tersangka lain berperan sebagai orang yang menyediakan beberapa nomor rekening agar menstransfer uang, dan tugasnya mengambil uang.
Selalu Waspada
Mengantisipasi banyaknya korban dalam kasus penipuan anak masuk Rumah sakit, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu waspada jika mendapatkan telepon dari orang lain yang mengaku sebagai pihak sekolah dan dokter.
"Itu harus diwaspadai, jangan terlalu panik mendengar anak masuk rumah sakit. Kalau bisa dihubungi orang-orang di sekolah baik guru, sekuriti dan kepala sekolah untuk memastikan kebenaran hal itu," kata Rikwanto.
Berikut peran-peran penipu anak masuk rumah sakit.
Ricky, Ebit Darmawangsa dan Ibrahim berperan sebagai orang yang pertama mendapatkan nomor telepon rumah korban lalu mencoba memastikan nama sesuai dengan buku panduan tersebut.
Ahmad Lamo, Indra Saputra dan Rasyid berperan sebagai penggangu dalam arti bila kelompok mendapatkan nomor ponsel dari anak korban yang kelompok sebut anaknya jatuh di kamar mandi.
Sedangkan Laba (belum tertangkap) berperan sebagai orang yang menyediakan beberapa nomor rekening Bank BCA, Mandiri, BRI, BNI dan setelah korban menstransfer uang, tugasnya mengambil uang.
Seperti diketahui, dari hasil penipuan tersebut, Polisi menyita satu mobil Toyota Harier, delapan buku tabungan, 23 telepon genggam, dan kartu perdana. Pelaku dikenakan Pasal 378 KUHP dengan ancaman hukuman paling lama empat tahun penjara.
INI DIA CARA PENIPU 'TELEPON' BERAKSI, Penipu Cari Telepon Korban dari Buku Telkom, Modus Penipuan Melalui Telepon, Tips Mencegah Penipuan 'Telepon', Penipu 'Mama Minta Pulsa', Cara Mencegah Penipu 'Anak MAsuk Rumah Sakit',
0 comments:
Post a Comment