Sudomo akan disemayamkan lebih dahulu di rumah duka di Pondok Indah. Almarhum akan dimakamkan Kamis (19/4).
"Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata," kata putra sulung almarhum, Biakto Nugroho.
Sudomo meninggal dunia dalam usia 86 tahun. Dia merupakan orang kepercayaan SOeharto di masa Orba. Aneka jabatan elite pernah diembannya, seperti Pangkopkamtib yang bertugas memelihara stabilitas, Menaker, Menko Polkam, hingga Ketua DPA.
Kiprah & Kontroversi Sudomo
Sudomo tutup usia pada hari Rabu (18/4/2012) karena perdarahan di otak. Mengenang kiprah Sudomo, susah mendefinisikan, apakah dirinya sang antagonis atau protagonis dalam era Orde Baru. Dari pertempuran di Laut Aru hingga pembunuhan misterius (petrus) serta katebelece Eddy Tansil.
"Akan selalu ada orang yang berterima kasih pada Sudomo, pernah ditolong dan memperoleh kemajuan bisnis karena Sudomo. Tapi dari sisi korban pelanggaran HAM Orde Baru, menyengsarakan mereka. Sangat kontroversial," jelas sejarawan Asvi Warman Adam.
Asvi memaparkan beberapa hal penting yang membuat Sudomo menjadi sosok kontroversial:
1. Pertempuran di Laut Aru
Pertempuran ini terjadi pada tahun 1962. Ketika itu, Sudomo memimpin 3 kapal torpedo Angkatan Laut untuk bergerak ke Papua. Kapal-kapal itu membawa gerilyawan atau tentara yang akan menyusup ke Papua, membebaskan Irian Barat dari cengkeraman penjajah.
"Kita tahu kapal itu dihadang kapal perusak Belanda. 1 Kapal, KRI Macan Tutul yang di dalamnya terdapat Komodor Yos Sudarso, tenggelam hingga Yos Sudarso tewas. Ini kontroversial. Ini bisa terjadi, apa kesalahan dari AURI yang tidak mengawal dan melindungi kapal itu atau strategi yang dilakukan waktu itu keliru. Tidak mundur malah menghadang 3 kapal perusak Belanda," jelas dia.
Dampak dari kejadian di Laut Aru ini, menyebabkan hubungan yang tidak harmonis antara AL-dan AU. Serta menyebabkan KSAU saat itu, Surjadi Surjadarma, diganti menjadi Omar Dhani.
2. Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib)
Dimulai jadi KSAL hingga Pangkopkamtib dari 1973-1983, yang totalnya 10 tahun, itu juga sangat kontroversial.
"Banyak yang dikategorikan pelanggaran HAM berat, pembunuhan misterius, Petrus tahun 80-an, ribuan orang diduga pelaku kejahatan, yang bertato dan lainnya tewas," jelasnya.
Hal ini sempat dikatakan oleh Menlu Mochtar Kusumaatmaja pada saat itu di depan sidang PBB adalah konflik antargeng. Ternyata dalam otobiografinya, mantan Presiden Soeharto mengakui bahwa Petrus itu adalah tindakan untuk shock therapy terhadap kejahatan-kejahatan yang marak saat itu.
"Menariknya ini sedang diteliti oleh Komnas HAM sekarang. Mereka sudah menemukan bukti bahwa terjadi pelanggaran HAM berat dalam pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap pelaku kriminal, itu sangat kejam. Ini melibatkan Sudomo dalam kariernya," jelas dia.
3. Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB)
Sudomo juga orang yang berada di belakang Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB), kendati maksudnya baik, untuk olahraga.
"Ini kontroversial. Masyarakat ikut membeli, dan penghasilan mereka yang sudah sedikit digunakan membeli SDSB untuk dana olahraga. Meski kemudian penyelenggara menyerahkan pada pemerintah, tentunya pada mereka yang memberikan izin itu Sudomo," jelas dia.
4. Katebelece Eddy Tansil
"Kemudian kasus lagi ketika memberikan katebelece (surat saksi-red) untuk Eddy Tansil yang kita tahu, adalah orang yang melarikan diri ke luar negeri, tidak tertangkap sampai sekarang," jelas Asvi.
Menurut Wikipedia, Eddy Tansil adalah seorang pengusaha Indonesia keturunan Tionghoa yang keberadaanya kini tidak diketahui. Ia melarikan diri dari penjara Cipinang, Jakarta, pada tanggal 4 Mei 1996 saat tengah menjalani hukuman 20 tahun penjara karena terbukti menggelapkan uang sebesar US$ 565 juta (sekitar Rp 1,5 triliun rupiah dengan kurs saat itu) yang didapatnya melalui kredit Bank Bapindo melalui grup perusahaan Golden Key Group.
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menghukum Eddy Tansil 20 tahun penjara, denda Rp 30 juta, membayar uang pengganti Rp 500 miliar, dan membayar kerugian negara Rp 1,3 triliun. Sekitar 20-an petugas penjara Cipinang diperiksa atas dasar kecurigaan bahwa mereka membantu Eddy Tansil untuk melarikan diri.
Asvi sendiri pernah bertanya pada Sudomo dalam suatu acara di Metro TV sekitar Agustus 2003, yang membahas mengenai rehabilitasi korban kekerasan Orba.
"Dalam panel itu Sudomo mengesankan sebagai orang baik. Pernah mengeluarkan Sitor Situmorang, pengarang nasionalis yang ditahan dalam peristiwa '65 dari penjara. Sitor saat itu mendapat undangan menjadi pembicara di Belanda dan Prancis. Sudomo mengeluarkan Sitor dan dikirim dari penjara ke Belanda dan Prancis, kembalinya, dimasukkan lagi dalam penjara," jelas peneliti LIPI ini.
"Kita melihat dia ini orang baik atau bagaimana ini. Kekuasaannya luar biasa, nasib orang tergantung oleh dia. Dengan kekuasaan luar biasa itu, abuse of power sangat besar," tuturnya.
Dalam kehidupan pribadi, Sudomo tak kalah kontroversialnya. Dalam berbagai kesempatan, menurut Asvi, Sudomo sering berkelakar.
"Bahwa di dalam usianya, di atas perut 60 tahun, di bawah perut 30 tahun. Jadi tidak kalah dengan anak muda lain dalam kasus di bawah perut. Dia juga senang berolahraga golf dan senam," tuturnya.
Mengenai pantas tidaknya menjadi pahlawan nasional, Asvi menjawab,"Sangat kontroversial, masih jauh."
SUDOMO : KHARISMA, KONTROVERSI & KEKUASAAN, MANTAN MENTERI SUDOMO MENINGGAL DUNIA, Mantan Menteri di Era Orde BAru Sudomo Wafat, Kontroversi Sudomo, Kisah Hidup Sudomo, Profil Sudomo, Video Sudomo Meninggal Dunia
No comments:
Post a Comment