Pages

Monday

PENCURIAN ORGAN MANUSIA BAYANGI TKI DI MALAYSIA | Misteri Jahitan di Tubuh 3 TKI di Malaysia

SETELAH PERLAKUAN BURUK MAJIKAN DI MALAYSIA, KINI TKI DIBAYANGI KEJAHATAN PENCURIAN ORGANPENCURIAN ORGAN MANUSIA BAYANGI TKI DI MALAYSIA | Misteri Jahitan di Tubuh 3 TKI di Malaysia. Misteri melingkupi kematian tiga orang TKI asal desa Pancor Kopong Pringgasela Selatan dan Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Baca juga KRONOLOGI PERTIKAIAN ANGGOTA BRIMOB & KOSTRAD DI GORONTALO Penyebab Pertikaian Brimob Kostrad Di Gorontalo dan KAMERA PONSEL BISA TEMBUS DINDING Kamera Ponsel Kini Bisa Menembus Dinding
Mereka adalah Herman, Abdul Kadir Jaelani, dan Mad Noon yang dinyatakan tewas akibat luka tembak di Malaysia. Herman (34) yang bekerja sebagai buruh bangunan dinyatakan meninggal akibat luka tembak di bagian kepala. Sementara Abdul Kadir Jaelani (25), juga buruh konstruksi dinyatakan tak bernyawa akibat sejumlah luka tembak. Sementara, Mad Noon yang mengadu nasib sebagai pekerja di perkebunan diberi keterangan kematian: "kesan tembakan berganda".

Pada Jumat 23 maret 2012 pukul 22.00 waktu setempat, Herman sempat menelepon istrinya, mengabarkan ia dan dua rekannya sedang memancing di tempat pemancingan.

Ia juga kangen pada istri dan anaknya yang saat ditinggal tahun 2010 lalu baru berusia lima bulan. "Tapi tiga hari kemudian ia tak bisa dihubungi," ujar Koordinator Divisi Advokasi Migrant Care, Nur Harsono.

Dua atau tiga hari setelah perbincangan terakhir itu, keluarga korban membaca sebuah koran berbahasa Mandarin, yang memberitakan, telah ditemukan dua sepeda motor di pemancingan. Sepupu Abdul Kadir bersama majikan korban lantas melapor ke kepolisian.

Dari polisi, mereka disarankan ke rumah sakit, Hospital Port Dickson, yang belakangan diketahui di sanalah tiga jasad korban disimpan. Di sanalah keanehan terlihat.

"Keluarga korban memberi kesaksian bahwa semua jenazah dijahit pada kedua mata, kemudian di dada bagian atas, dekat lengan kanan ke kiri , lurus melintang," kata Nurharsono.

Lalu, ada juga jahitan di dada hingga tengah perut di bawah pusar, yang menyambung jahitan dada atas. "Keluarga patut curiga sebab, tidak ada surat keterangan yang menyebut korban diotopsi," tambah dia.

Fakta ini juga sangat jauh berbeda dengan informasi dokumen yang diberikan oleh pejabat setempat yang mengungkapkan bahwa mereka mati tertembak.

Kasus ini akan dilaporkan ke Kementerian Luar Negeri hari ini, Senin 23 April 2012 pukul 13.00 Waktu Indonesia Barat. Juga pada kepolisian. "Pihak Keluarga memberikan izin almarhum anaknya diotopsi. Untuk mengungkap kebenaran dan keadilan."

Kronologi Tewasnya Tiga TKI di Malaysia

Koordinator Divisi Advokasi Migrant Care Nur Harsono menyebutkan tiga TKI itu berasal dari Desa Pancor Kopong Pringgasela Selatan dan Pengadangan, Lombok Timur, NTB. Mereka adalah Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), dan Mad Noon (28), bekerja di negeri jiran sebagai buruh di perusahaan konstruksi dan perkebunan kelapa sawit. Mereka dipulangkan dalam kondisi tak bernyawa.

"Semua korban dijahit pada kedua mata, kemudian di dada bagian atas, dekat lengan kanan ke kiri, lurus melintang," kata Nur.

Selain itu, juga ada juga jahitan di dada hingga tengah perut di bawah pusar, yang menyambung jahitan dada atas. "Keluarga patut curiga sebab tidak ada surat keterangan yang menyebut korban diotopsi," tambah dia.

Nur Harsono menambahkan, sebelum dinyatakan meninggal, ketiga korban diketahui sedang memancing. "Salah satu korban, Herman sempat menelepon istrinya, bahwa dia sedang memancing dengan dua temannya," kata dia. Telepon terakhir diterima keluarga pada 23 Maret 2012 lalu.

Tiga hari kemudian, dia menambahkan, salah satu keluarga korban mendapat informasi tentang penemuan dua motor korban di area pemancingan dari koran lokal di Malaysia pada 26 Maret 2012. Pihak keluarga yang mendatangi Hospital Port Dickson di Malaysia, mendapati tiga TKI tersebut dinyatakan meninggal pada 30 Maret dengan keterangan karena luka tembak.

Nur Harsono menambahkan dalam surat keterangan Kedutaan Besar RI di Malaysia, juga tidak disebutkan alasan meninggalnya para korban. "Ditandatangani oleh Heru Budiarso, hanya menyatakan korban akan dikebumikan di Indonesia dan akan dibawa dengan pesawat Garuda Indonesia," kata dia.

Pihak KBRI juga menyebutkan karena kondisi yang tidak memungkinkan, mereka tidak melakukan pengecekan sebab kematian sebagaimana tersebut di atas. KBRI di Kuala Lumpur menyatakan tidak bertanggung jawab terhadap kondisi jenazah yang dikirim. "Kami akan melaporkan kasus ini ke Kementerian Luar Negeri pukul 13.00 hari ini," kata dia. Migrant Care dan LSM setempat, Kosala berharap Kemenlu dengan cepat menangani kasus ini.

Nur Harsono mengatakan, jika terbukti organ para TKI diambil tanpa persetujuan, kuat diduga itu merupakan bagian dari praktik perdagangan manusia. "Modus-modus trafficking tak hanya dieksploitasi tenaga dan secara seksual, tapi juga narkoba dan penjualan organ," tambah dia.

PENCURIAN ORGAN MANUSIA BAYANGI TKI DI MALAYSIA, Misteri Jahitan di Tubuh 3 TKI di Malaysia, 3 TKI Tewas dengan Luka Penuh Jahitan, Kisah TKI di Malaysia, Pencurian Organ TKI Malaysia






Herman - TKI yang tewas di MAlaysia



Abdul Kadir Jaelani,TKI yang ditemukan tewas di Malaysia

No comments:

Post a Comment