Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menggunakan data dari perangkat Solar Terrestrial Relations Observatory (STEREO) dan Solar Heliospheric Observatory (SOHO) merekam data lontaran massa dari korona matahari atau Coronal Mass Ejection (CME).
Berdasarkan data NASA, kecepatan lontaran pertama lebih dari 1.300 mil per detik. Sedangkan lontaran kedua lebih dari 1.100 mil per detik.
Model NASA memperkirakan, lontaran massa akan berdampak pada Bumi dan Mars, juga sejumlah pesawat luar angkasa milik NASA: Messenger, Spitzer, and STEREO-B. Lontaran pertama akan sampai ke Bumi pada pukul 01.25 EST atau pukul 13.25 Waktu Indonesia Barat.
Akibat dari aktivitas tersebut, bisa mengakibatkan badai geomagnetis parah, menimbulkan aurora di daerah lintang rendah, kemungkinan gangguan frekuensi radio komunikasi, sistem GPS, dan jaringan listrik.
Erupsi Matahari 6 Maret mengeluarkan lidah api terbesar, masuk kategori X5,4. Jilatan api sebelumnya, dengan kategori X6,9 terjadi pada 9 Agustus 2011. Apa yang terjadi saat ini merupakan bagian normal dari siklus Matahari 11 tahunan. Aktivitas Sang Surya baru akan mencapai puncaknya pada akhir tahun 2013. Lihat rekaman badai Matahari NASA di tautan ini.
Terkait aktivitas saat ini, Matahari diperkirakan juga akan melontarkan massa korona yang signifikan, lebh cepat dari 600 mil per detik, yang mungkin akan sampai ke Bumi pada beberapa harui mendatang.
Sebelumnya, peneliti cuaca National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Joseph Kunches, badai itu terlihat seperti aurora matahari yang kuat. "Aurora mungkin menjadi sesuatu yang menarik yang bisa kita lihat saat terjadi ledakan di matahari," kata Kunches seperti dikutip Space.com, Rabu kemarin.
VIDEO REKAMAN LIDAH API BESAR MATAHARI OLEH NASA, VIDEO: NASA Merekam Badai Matahari Terbesar, Badai Matahari Terbesar Sepanjang Lima Tahun Terakhir, Dampak Badai MAtahari bagi Bumi, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA)
0 comments:
Post a Comment