PETA LOKASI RAWAN BENCANA Jakarta Siapkan Peta Lokasi Rawan Bencana. Pemerintah DKI Jakarta telah merespon permintaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membuat standar operasional prosedur (SOP) mengenai tanggap gempa. Persiapan telah dilakukan dengan menggodok secara komperhensif pola penanggulangan bencana dan pembuatan peta lokasi rawan bencana. ARTI ANGKA ANTIK DI SEPUTAR EL CLASICO Angka Unik Nan Antik Dalam Sejarah El Clasico dan SAYEMBARA LOGO KTT APEC 2013 Pemerintah Buka Sayembara Logo KTT APEC 2013
"Jakarta harus jadi kota pertama yang memiliki peta zonasi bencana di Indonesia," kata Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, saat membuka Jambore Pilar-pilar Sosial di Bumi Perkemahan Cibubur, Sabtu 21 April 2012.
Karena itu, Pemerintah DKI Jakarta akan menyempurnakan SOP penanggulangan bencana yang sudah ada. Selain berada di wilayah rawan gempa, Jakarta juga masih menjadi daerah yang rawan kebakaran, banjir, dan dampak lain dari kejadian itu seperti penyakit.
"Harus belajar dari bencana yang pernah terjadi. Sosialisasi juga harus dilakukan intensif," ujarnya.
Rencananya, pemerintah DKI Jakarta akan menggodok pola dasar tersebut bersama sejumlah pakar. Penanggulangan bencana mencakup berbagai bidang. Sehingga, dibutuhkan berbagai ahli dari beragam latar belakang untuk merumuskan pola dasar itu.
"Saya minta segera cari orang yang kompeten untuk membuat pola dasar penanggulangan bencana," katanya.
Ditambahkan Fauzi Bowo, selama ini penanggulangan bencana sudah dilakukan dengan berbasis masyarakat. Sehingga, penanganannya bisa dilakukan secara cepat dan tepat.
"Insya Allah ada bencana apa pun bisa ditanggulangi dengan baik," ujarnya.
Fauzi Bowo mencontohkan dengan negara lain, setiap wilayah setingkat RW memiliki peta potensi bencana seperti peta lokasi rawan gempa. Jakarta katanya, harus memelopori pemetaan itu di Indonesia. Agar, dampak bencana bisa diminimalisasi.
Terkait banjir, Fauzi Bowo menjelaskan bahwa banjir di Jakarta sudah tidak separah yang terjadi pada 2002 dan 2007. Karena itu, Foke meminta warga Jakarta tetap siaga dan waspada menghadapi banjir. Khususnya, warga yang tinggal di sekitar aliran sungai.
Banjir kiriman merupakan kejadian yang masih mengancam warga Jakarta. Banjir itu dari hulu sungai yang mengalir melewati Jakarta. "Tidak perlu ngomel sama yang di hulu, yang penting waspada," katanya.
Sungai Angke misalnya, memiliki tingkat kerawanan yang tinggi karena daerah aliran sungai dibangun rumah tinggal. Sungai Krukut dan Pesanggrahan, juga termasuk rawan banjir. Pemerintah Jakarta akan menormalisasi sungai-sungai rawan bencana tersebut.
"Sehingga warga yang tinggal di sekitarnya tidak mengalami ketakutan dan kegelisahan terkena banjir," ujarnya.
Karena itu, Foke meminta kepada peserta Jambore Pilar-pilar Sosial menyosialisasikan ke masyarakat adanya pos-pos pelayanan korban bencana. Puskesmas dan Posyandu siaga melayani korban bencana yang terjangkit penyakit akibat dampak bencana.
PETA LOKASI RAWAN BENCANA, Jakarta Siapkan Peta Lokasi Rawan Bencana, Waspada Bencana, Lokasi Rawan Bencana, Penyebab Bencana
"Jakarta harus jadi kota pertama yang memiliki peta zonasi bencana di Indonesia," kata Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, saat membuka Jambore Pilar-pilar Sosial di Bumi Perkemahan Cibubur, Sabtu 21 April 2012.
Karena itu, Pemerintah DKI Jakarta akan menyempurnakan SOP penanggulangan bencana yang sudah ada. Selain berada di wilayah rawan gempa, Jakarta juga masih menjadi daerah yang rawan kebakaran, banjir, dan dampak lain dari kejadian itu seperti penyakit.
"Harus belajar dari bencana yang pernah terjadi. Sosialisasi juga harus dilakukan intensif," ujarnya.
Rencananya, pemerintah DKI Jakarta akan menggodok pola dasar tersebut bersama sejumlah pakar. Penanggulangan bencana mencakup berbagai bidang. Sehingga, dibutuhkan berbagai ahli dari beragam latar belakang untuk merumuskan pola dasar itu.
"Saya minta segera cari orang yang kompeten untuk membuat pola dasar penanggulangan bencana," katanya.
Ditambahkan Fauzi Bowo, selama ini penanggulangan bencana sudah dilakukan dengan berbasis masyarakat. Sehingga, penanganannya bisa dilakukan secara cepat dan tepat.
"Insya Allah ada bencana apa pun bisa ditanggulangi dengan baik," ujarnya.
Fauzi Bowo mencontohkan dengan negara lain, setiap wilayah setingkat RW memiliki peta potensi bencana seperti peta lokasi rawan gempa. Jakarta katanya, harus memelopori pemetaan itu di Indonesia. Agar, dampak bencana bisa diminimalisasi.
Terkait banjir, Fauzi Bowo menjelaskan bahwa banjir di Jakarta sudah tidak separah yang terjadi pada 2002 dan 2007. Karena itu, Foke meminta warga Jakarta tetap siaga dan waspada menghadapi banjir. Khususnya, warga yang tinggal di sekitar aliran sungai.
Banjir kiriman merupakan kejadian yang masih mengancam warga Jakarta. Banjir itu dari hulu sungai yang mengalir melewati Jakarta. "Tidak perlu ngomel sama yang di hulu, yang penting waspada," katanya.
Sungai Angke misalnya, memiliki tingkat kerawanan yang tinggi karena daerah aliran sungai dibangun rumah tinggal. Sungai Krukut dan Pesanggrahan, juga termasuk rawan banjir. Pemerintah Jakarta akan menormalisasi sungai-sungai rawan bencana tersebut.
"Sehingga warga yang tinggal di sekitarnya tidak mengalami ketakutan dan kegelisahan terkena banjir," ujarnya.
Karena itu, Foke meminta kepada peserta Jambore Pilar-pilar Sosial menyosialisasikan ke masyarakat adanya pos-pos pelayanan korban bencana. Puskesmas dan Posyandu siaga melayani korban bencana yang terjangkit penyakit akibat dampak bencana.
PETA LOKASI RAWAN BENCANA, Jakarta Siapkan Peta Lokasi Rawan Bencana, Waspada Bencana, Lokasi Rawan Bencana, Penyebab Bencana
No comments:
Post a Comment