PANDUAN LENGKAP MELATIH OTAK ANAK (BRAIN FITNESS) | Fitness Otak Untuk Melatih Konsentrasi . Dalam satu menit, seorang balita bisa melakukan beragam kegiatan; berlari, bermain mobil-mobilan lalu melemparkannya, melompat, dan sederet aktivitas lain. Perhatiannya masih terpecah belah. Di usia ini anak memang belum memiliki konsentrasi, fokus melakukan dan mendengarkan sesuatu dalam rentang waktu tertentu. Namun, balita yang tak mau diam tetap bisa dilatih konsentrasinya. Baca juga PANDUAN GEJALA FLU BIASA & FLU JENIS BERBAHAYA | Cara Bedakan Flu Biasa atau Flu Jenis Lain yang Serius pada Anak dan VIDEO YOU TUBE KARA 'GIRLS POWER' | Kara Rilis Video Musik 'Girl's Power'
Salah satu cara melatih otak adalah dengan menggunakan metode brain fitness, sebuah aktivitas melatih otak agar bisa berfungsi optimal dan berkonsentrasi dengan baik. Menurut metode ini ada empat aspek yang perlu dilatih:
* Aspek Visual.
Sight merupakan kemampuan penglihatan yang datangnya dari mata. Namun kemampuan visual berasal dari kemampuan otak menginterpretasi dan memahami informasi yang dilihat mata. Seseorang disebut mampu berkonsentrasi ketika matanya bisa fokus beberapa saat pada satu obyek. Ketika dalam waktu cepat mata bergerak dari obyek, ia telah kehilangan perhatiannya.
* Aspek Auditory.
Aspek ini berkembang baik sejak lahir hingga usia 5 tahun. Ketika mendengar, telinga menerima signal suara, kemudian otak memproses dan menginterpretasikan signal-signal ini. Kadang anak tidak memahami instruksi dari pengasuh atau guru di preschool atau TK. Itu tak selalu karena ia tidak mengerti bahasanya, tapi karena intonasi suara guru yang lemah atau terlalu cepat. Untuk memahaminya anak perlu dilatih dengan cara :
* Aspek sensory-motor.
Aspek ini berkembang prima sejak lahir hingga 12 tahun. Berbagai sensor yang terdapat dalam tubuh, meneruskan pesan ke otak. Di sini pesan akan diproses dan memberikan output berupa perintah kepada otot-otot untuk bergerak. Maka doronglah anak untuk banyak berolahraga. Menurut Dr Gwen Dewar, pendiri dan penulis situs parentingscience.com, olahraga terbukti bisa membantu anak memiliki perhatian tinggi dan tidak mudah terganggu.
* Aspek sosial-emosional.
Banyak orang tua lebih asyik mengenalkan huruf abjad dan angka tapi lupa mengenalkan bentuk-bentuk emosi kepada balita. Kealpaan ini dikhawatirkan akan membuat anak tumbuh seperti robot, yang tidak mengenal rasa sayang, cinta, dan empati. Padahal kemampuan itu akan membuat anak mampu menghadapi konflik dan berbagai masalah. Selain itu anak juga akan memiliki kemampuan konsentrasi dan sukses di bidang akademi.
Cara melatih keempat aspek tersebut antara lain :
Aspek visual:
* Pegang dua buah pensil di tangan yang berbeda, satu warna merah dan satu biru. Dekatkan satu pensil dan tanya apa warnanya. Kemudian dekatkan pensil yang satunya dan tanyakan hal serupa.
* Bermain tangkap bola, selain melatih ketangkasan tangan dan gerak juga melatih mata fokus mengikuti gerak kecepatan bola.
* Menyusun berbagai balok warna secara menyamping. Kemudian, mintalah si kecil menyebutkan warna-warna itu berurutan hingga selesai.
Aspek Auditory:
* Mendengarkan berbagai bentuk intonasi suara. Anda bisa berbisik-bisik di sebelahnya atau berteriak lantang memanggil namanya dari kejauhan. Ketika mendongeng, aturlah intonasi suara- rendah, sedang dan tinggi.
* Bicara, bicara dan terus bicara! Ajak balita berbicara, sejak ia bangun tidur, kapan pun dan di mana pun. Jangan batasi kosa kata ketika berbicara dengannya hanya karena takut ia tidak mengerti. Meskipun belum bisa merespon, namun dia akan menyimpan segala informasi dalam otaknya. Mengenalkan perbendaharaan kata yang banyak akan membantunya menjadi komunikator yang baik dan meningkatkan kemampuan berbahasa.
* Biasakan anak berinteraksi dengan orang banyak. Ini berguna untuk melatih keterampilan sosial dan keberaniannya menghadapi orang lain serta mengenal beragam karakter suara dan aksen bicara.
* Kenalkan anak pada beragam alat musik dengan memperdengarkannya. Cara ini akan membuat anak mengetahui suara berbagai alat musik meski tanpa melihat alat-alat itu dimainkan.
Aspek sensory-motor:
* Memberi kesempatan anak beraktivitas di lantai memungkinkan ia bergerak bebas dan mengeksplorasi segala sesuatu di sekitarnya. Hilangkan kekhawatiran berlebihan anak akan jatuh atau cedera. Anak yang dilepas bermain di lantai, milestone-nya akan berkembang lebih pesat dibandingkan anak yang sering digendong.
* Fokuskan pada satu aktivitas. Misalnya, bermain bola, biarkan ia bermain hingga cukup mahir. Sodorkan permainan baru jika ia sudah tampak puas.
* Melompat-lompat di atas trampoline. Anak-anak umumnya menyenangi kegiatan ini dan akan senang melakukannya. Selain mengandung unsur fun, pada setiap lompatan anak dituntut berkonsentrasi agar tubuhnya seimbang.
Aspek sosial-emosional:
* Saat bicara dengannya tunjukkan perasaan yang sedang Anda alami lewat ekspresi wajah senang, sedih, marah, kecewa, cape, ngantuk, dan sebagainya.
* Menunjukkan foto di majalah dengan eskpresi wajah yang berbeda-beda. Misalnya, ‘’Lihat, ia tersenyum, ia sedang bahagia,’’ atau ‘’Wah, kelihatannya dia sedang marah.’’
* Stimulasi anak untu mengungkapkan perasaannya. Misalnya, ‘’Kamu kelihatan gembira dapat hadiah ulang tahun dari kakek’’ atau ‘’Ibu tahu kamu sedih ditinggal kucing kesayanganmu.’’ Dengan ini anak akan belajar mengenal perasaan dan bagaimana merespon setiap perasaan.
* Ajari anak untuk berbagi dengan cara mendorongnya meminjamkan mainan pada teman. Lalu katakan padanya, ‘’Kamu anak baik telah meminjamkan mainan pada temanmu. Temanmu itu pasti bahagia. ‘’ Ayahbunda.com
PANDUAN LENGKAP MELATIH OTAK ANAK (BRAIN FITNESS), Fitness Otak Untuk Melatih Konsentrasi, Cara Melatih Konsentrasi ANak, Manfaat Brain Fitness Untuk Anak, Tips Melatih Otak Anak, Cara Meningkatkan Konsentrasi Anak
No comments:
Post a Comment